Berilah hatimu hanya untuk Allah, pasti Allah temukan kepada pemilik yg terbaik. Hamparkan masamu seluasnya hanya untuk Allah, pasti Allah aturkan seluruh kehidupanmu sebaik-baiknya
Thursday, September 30, 2010
Wednesday, September 29, 2010
BESARNYA makna DOA - semasa duduk antara dua sujud by Mohd Khairumi
Setiap hari kita memohon didalam solat kita..tetapi sayangnya, kita hanya memohon tanpa memahami.. sekadar tersebut dibibir, tetapi tidak tersentuh dari hati kita selama ini..
Marilah kita mula menghayati ketika kita duduk di antara dua sujud semasa solat..
Dengan rendah hati nyatakanlah permohonan ampun kepada Allah
Rabbighfirli (Tuhanku, ampuni aku)
Diamlah sejenak,
buka dada dan diri kita untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air
hujan ketika kita masih kecil
Tetaplah membuka diri kita untuk menerima ampunan Allah
Ulangi permintaan itu beberapa kali hingga kita merasakan ketenangan Kemudian sampaikanlah permintaan kedua,
Warhamni (sayangi aku)
Diam dan tundukkanlah diri kita untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak
terhitung besarnya
Bukalah dada kita seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang kita terima
Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup Berturut-turut sampaikanlah permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu persatu..
Wajburnii (tutuplah aib-aibku)
Warfa'nii (angkatlah darjatku)
Warzuqnii (berilah aku rezeki)
Wahdinii (berilah aku petunjuk)
Wa'Aafinii (sihatkan aku)
Wa'fuannii (maafkan aku)
Setelah selesai, diamlah sejenak lalu sampaikan rasa syukur kita
Betapa besarnya nilai sebuah doa ini..sebuah doa yang kita hanya lewatkan begitu sahaja..
Dalam tidak kita sedar selama ini kita seperti sedang berpura-pura memohon
sesuatu..
Sebaik-baik manusia ialah orang yang dapat memberi manfaat kepada orang lain (Hadis riwayat Al-Qudhi)
Ukhti, Kamu Cantik Sekali
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya. Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?
Ukhti, kamu cantik sekali…
Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi. Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.
( FB : Ummu Zufar )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)
by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF
Wednesday, September 8, 2010
1 syawal & puasa enam

Ramadhan akan berlalu pergi dan semoga kita bertemu lagi pada tahun hadapan. Berjayakah kita mengharungi Ramadhan ini dengan berjaya, seperti azam yang telah kita tetapkan sebelum bertemu Ramadhan... semoga Allah menerima amalan ku.
Marilah kita menyambut syawal dengan penuh kegembiraan dan kesyukuran, saling bermaaf-maafan, dan jangan lupa pada yang kurang berkemampuan, kita hulurkan bantuan agar mereka turut merasa indahnya syawal.
Di pagi raya lebih bermakna kita beramai-ramai menunaikan solat sunat aidilfitri, bersama-sama menghayati takbir di pagi raya...subhanallah... setelah selesai menunaikan solat sunat, memohon maaf kepada ibu bapa terutamanya, menghulurkan duit raya kepada kanak-kanak, kemudian melayan tetamu atau mengunjungi jiran dan sanak saudara...indahnya syawal...
Di sampimg itu, 2 syawal kita sudah boleh menunaikan puasa 6
Kelebihan orang yang melakukan ibadat ini diterangkan dalam sebuah hadith daripada Abu Ayub al-Ansari bahawa Rasulullah saw bersabda, yang bermaksud: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari pada Syawal, adalah puasanya itu seperti puasa sepanjang masa.” – (Hadith Riwayat Muslim)
Hadith itu menjelaskan jika kita berpuasa pada Ramadhan dan diikuti pula dengan puasa sunat enam pada Syawal, seolah-olah kita berpuasa sepanjang masa, iaitu selama satu tahun.
Justeru, umat Islam perlu merebut peluang ini kerana kelaziman amalan sunat dilakukan bertujuan menampal sebarang amalan yang berkurangan atau cacat dalam amalan fardhu.
Pelbagai ganjaran dan kelebihan yang diperoleh umat Islam jika mereka merebut peluang melaksanakan puasa enam pada Syawal ini. Imam Ahmad dan An-Nasa’i, meriwayatkan daripada Tsauban, Rasulullah SAW, bersabda yang bermaksud: “Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) 10 bulan sedangkan puasa enam hari (pada Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh.” – (Hadith riwayat Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban)Daripada Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, yang bermaksud: “Siapa berpuasa Ramadhan, lantas disambung dengan enam hari pada Syawal, maka dia bagaikan berpuasa selama setahun.” – (Hadith riwayat Al-Bazzar).
SELAMAT MENYAMBUT SYAWAL